Tuesday, May 19, 2015

Mad Max: Fury Road, the fourth sequel after 30 years

Picture taken from www.cinemaxxtheater.com
I'm a big fan of action movies, really. Tapi untuk Mad Max, saya ga bisa jatuh cinta. Alurnya memang sederhana dan cukup jelas, menceritakan kehidupan di wasteland (tanah buangan) yang berlatar padang pasir dan hampir tidak ada suplai untuk kehidupan. Namun satu wilayah yang dipimpin oleh Immortan Joe, memiliki sumber minyak, sayuran, air, dan sebagainya dari hasil menjarah. Wilayah tersebut merupakan satu-satunya wilayah yang paling memungkinkan untuk hidup. Namun kehidupan di sana tidak sesempurna yang dibayangkan. Hal-hal yang tidak manusiawi terjadi di sana sehingga membuat Furiosa memberontak dan meninggalkan negeri itu, dimana akhirnya Mad Max bersekutu dengan Furiosa untuk mewujudkan harapan hidup yang baru.

Latar belakang padang pasir bagi saya membosankan, dan science fictionnya tidak menonjol, well, mungkin karena film ini menonjolkan action-nya. Tokoh pemain musik di saat pengejaran yang digambarkan sebagai pemacu semangat tempur rasanya konyol buat saya. Lucu, hampir ga ada artinya. Mungkin itu bumbu pemanisnya. Namun Charlize Theron berhasil memerankan wanita berkarakter kuat dan perkasa sebagai Furiosa.

Bingung mau bilang apa lagi, berhubung ga terlalu suka filmnya, jadi ga banyak yang bisa saya ceritakan. Untuk kategori movie review di blog saya ini, isinya benar-benar subjektif sesuai dengan selera film saya. Saya tidak menilai dari sisi lainnya karena saya bukan kritikus film profesional. Jadi, silahkan coba tonton film Mad Max yang menurut situs review film ternama di Amerika, film ini tetap bagus dengan rating 8.8 dari 10, setelah sequelnya yang terakhir 30 tahun lalu. Mad Max 1, 2, 3 dibintangi oleh Mel Gibson, dan ini adalah film Mad Max pertama yang tidak dibintangi Mel Gibson.

Personal score: 6/10

.cis.


No comments

Post a Comment

© Stories from An Affogato Lover
Maira Gall