Wednesday, April 15, 2015

Belajar dari Tukang Pijat

Photo credit: flickr.com Tara Angkor Hotel
Salah satu hal yang menguntungkan dari lokasi gedung kantor tempat saya bekerja yaitu ada tempat pijat refleksi di sebelahnya. Lokasinya persis di sebelah kanan gedung kantor saya, dan berada di dalam gedung perkantoran yang cukup terkenal di wilayah Gatot Subroto. Ketika saya merasa kurang sehat atau badan terasa begitu lelah, kadang saya menyempatkan diri ke tempat pijat refleksi tersebut di jam istirahat dan memanjakan diri dengan sentuhan piawai terapis refleksi.

Saya memiliki terapis langganan. Pijatannya pas, tidak menyakitkan, namun bertenaga. Selesai pijat saya selalu merasa segar kembali, siap tempur di meja kerja. Bagian yang menyenangkan dari terapis ini adalah dia tidak segan-segan memberikan layanan pijat melebihi dari apa yang seharusnya didapat pelanggan. Area pijat utamanya adalah kaki dan punggung. Namun terapis ini selalu menawarkan area lain untuk dipijat, misal muka (seperti totok wajah) dan kepala. Apabila sekali ditawarkan pelanggan bersedia untuk diberikan layanan tambahan, di kemudian hari dia tidak akan menawarkan kembali, namun langsung memberikan layanan tambahan tersebut kepada pelanggan. Karena terlihat tulus dan serius dalam melayani pelanggan, saya tidak segan-segan memberikan tip lebih kepada terapis ini.

Beda hal dengan pegawai kantor. Sering kali saya mendengar celetukan atau ocehan pegawai kantor yang bilang: "Jangan bilang bisa, nanti kalau sudah bisa, jadi keterusan." Beberapa pegawai kantor enggan melakukan pekerjaan yang melampaui kemampuannya. "Kalau lo mau ngerjain ini, besok-besok pasti disuruh lagi karena dianggap bisa. Tapi gaji ga nambah-nambah." Bagaimana gaji mau nambah, skill pegawainya pun ngga nambah-nambah. Tanpa disadari ini juga menjadi hal yang merugikan karyawan sendiri, jadinya stuck, ga maju-maju. 

Tujuan saya menulis artikel ini bukan untuk menyindir para pegawai kantor ataupun bertindak sebagai wakil perusahaan (gimana mau wakilin, punya aja engga?! LOL), tapi mau mengajak para pegawai kantoran -yang masih berniat kerja di kantor untuk waktu yang lama, serta passion-nya emang ngantoran- untuk ga pelit sama diri sendiri, mau belajar, mau mencoba, mau memberi layanan yang lebih dengan cara yang bijak (baca: BIJAK!). Kalau memang sudah memberi yang terbaik pasti ada impactnya di kemudian hari. Bisa saja tidak berbentuk materi langsung, tetapi berupa knowledge, network, nama baik, dan lain sebagainya. 

Bukan tidak mungkin terapis refleksi itu bisa membuka tempat pijat refleksi sendiri nantinya, dengan langganan yang dia punya, layanan yang dia berikan, hubungan yang dia bangun dengan pelanggan. Apabila suatu saat nanti, saya, atau Anda, yang saat ini masih jadi pegawai kantoran, juga bisa buka kantor sendiri, nikmat banget kan?

A big success sometimes begins with a willingness to dream and do big.

.cis.

No comments

Post a Comment

© Stories from An Affogato Lover
Maira Gall