Nice ride today with Uber. I finished my meeting at Lotte Shopping Avenue (LOVE) in Kuningan at 16:45 and wanted to go home by Uber. You can imagine Kuningan area after office hour, can't you? It has to be a very patient people who drives along Kuningan during that hours. The driver, a 53-year old man was a talkative person, nice to chat with, know well about service and never complain traffic jam.
It was so crowded from Kuningan until Pejompongan, and got smoother on Palmerah/Permata Hijau. About 1 hour and 20 mins ride for 13.46 km, it charged only Rp53.500. I can't be more excited to estimate how much money I can save with this transportation.
To use this transportation, simply download the app on your smartphone Uber by Uber Techonologies, Inc., sign up and start your ride.
Note: use my promo code uz2mm to get Rp75.000 off on your first ride. Enjoy!
.cis.
Tuesday, April 28, 2015
Avengers: Age of Ultron, full action, less surprise.
Picture taken from www.cinemaxxtheater.com |
Ngga banyak kejutan di film Avengers sequel kedua ini. Dari segi alur agak biasa: penciptaan robot canggih untuk menjaga kedamaian. salah formula, lalu menjadi robot jahat yang mampu berpikir, bukan robot yang sekedar untuk dikendalikan. Ultron, robot penghancur peradaban manusia yang menganggap manusia sebagai penyebab kehancuran bumi, berniat membawa kedamaian, namun kedamaian dalam versinya sendiri (baca: kehancuran). Lalu robot jahat bernama Ultron ini berevolusi untuk membasmi bumi.
Adegan perpecahan di tubuh Avengers juga terjadi di film kali ini. Perbedaan pendapat, saling tuding, saling menyalahkan, ga beda dengan Avengers pertama. Harus diakui memang kecanggihan teknologi yang diciptakan dua ilmuwan 'sinting' Tony Stark dan Dr. Bruce Banner memang keren. Film ini mengedepankan science fiction-nya juga, selain action, yang dapat membuat penonton terkesima dengan otak brilian si sutradara, Joss Whedon.
Selain teknologi, salah satu adegan yang cukup besar dalam film ini adalah terangkatnya/terbangnya sebuah kota di Sokovia sebagai strategi untuk membumihanguskan manusia. Di tengah cerita, dua musuh yang direkrut Ultron yaitu si kembar Pietro dan Wanda, yang membenci Stark pada awalnya, bergabung dengan regu Avengers untuk memusnahkan Ultron. Kejadian kayak begini bukan alur baru di film-film action. Sedikit basi, karena tim Avengers jadi terus bertambah. Entah kayak apa di sequel ke-3 dan ke-4 nanti, tapi yang pasti jagoan-jagoan yang kekuatan dan kemampuannya ga terlalu spesifik seperti Iron Man, Thor dan Hulk, paling-paling hanya menjadi pembasmi robot-robot bikinan seperti punya Ultron.
However, film ini cukup menghibur juga karena ada beberapa adegan dan dialog lucu seperti:
1. Ketika para Avengers ditantang untuk pegang tongkat Thor, which nobody could do it, except (in the end) surprisingly Jarvis was able to do it and everybody was gawking.
2. Ketika Iron Man berusaha habis-habisan untuk membuat Hulk pingsan ketika di-mantra oleh Wanda. Adegan memukul Hulk berkali-kali itu lucu.
3. Ketika Hawkeye dibilang: "cepat, Pak Tua", oleh Pietro the superspeed human.
4. Ketika peluru satuan pengamanan nyasar ke lengan Pietro, dll.
However, i would give *** (three stars out of five) for this movie, because it didn't bring too much fun on me:
1. Terlalu full dengan actions, tapi alur tidak terlalu menonjol
2. Adegan-adegannya terlalu mudah ditebak
3. Satu hal yang menarik, saya berpikir, film ini mengesankan para pahlawan pembela kedamaian bumi kok malah pembawa kehancuran bumi, gedung dan kota hancur lebur. Secara logika wajar apabila pemerintah mau menyerang balik Avengers sebagai perusak kota dan merugikan negara. Tapi rupanya ada Starks Enterprise punya satu divisi yang mengurus pembenahan kota pasca pertempuran. Nice and make sense.
Personal score: 6/10
.cis.
Monday, April 27, 2015
Kenalin Supir Pribadi Saya, Uber.
Sudah pernah coba berkendara atau 'naxi' pakai Uber? Kalau belum, 'taxi' yang satu ini patut dicoba. Bukan sekedar taxi, tapi serasa supir pribadi, seperti tagline-nya: Everyone's Private Driver.
Kehadiran Uber meramaikan produk layanan transportasi berbasis app seperti Grab Taxi dan Gojek. Pengguna harus mendownload terlebih dahulu aplikasi Uber di smartphone, mendaftar, setelah itu dapat menggunakan jasa transportasi ini. Uber memiliki beberapa kelebihan dibanding transportasi publik lainnya, yaitu:
1. Mobil Pribadi
Kendaraan yang didaftarkan supir Uber adalah mobil pribadi. Bisa Toyota Avanza, Kijang Innova, dan lain-lain. Mobil tidak dapat dipilih; mobil yang didapat tergantung dari ketersediaan mobil dan supir di saat memesan. Uber memberi pilihan kepada pelanggan untuk memilih jasanya, yaitu UberX dengan kendaraan sejenis Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, sedangkan yang premium yaitu UberBlack, dengan kendaraan mulai Kijang Innova hingga Toyota Alphard. Kalau jalan-jalan pakai Uber, ngga ketauan kalau itu bukan mobil kita, serasa mobil pribadi aja hahaha...
2. Cashless
Ngga perlu bayar tunai! Di saat terpaksa pulang larut, hujan deras, dan tidak pegang uang cash sama sekali, tidak perlu kuatir, karena di dalam aplikasi ini tidak ada transaksi tunai kecuali parkir dan tol. Ongkos perjalanan akan ditagihkan ke kartu kredit yang diinput di awal pendaftaran. Setelah selesai perjalanan, Anda akan dikirimkan resi perjalanan Anda.
3. Relatif lebih murah
Yap! Beneran lebih murah dibanding beberapa merek taxi yang biasa saya gunakan. Jarak 7 km, dari Taman Menteng ke Gatot Subroto di hari Jumat, kondisi sedang tidak terlalu macet dan tidak terlalu sepi, dengan lama perjalanan sekitar 28 menit, tarifnya hanya Rp25.500. Tidak perlu tip, tidak ada biaya tambahan apapun. Apabila menggunakan taxi lain dengan jarak serupa, biayanya sekitar Rp40.000.
Resi perjalanan Uber |
4. Ada promo
Pada saat menggunakan jasa Uber pertama kali, Anda akan dikirimkan notifikasi melalui email "Congratulations On Your First Uber Ride". Di dalam notifikasi tersebut Anda akan diberikan kode promo untuk mendapatkan potongan harga. Kode promo ini dapat Anda informasikan kepada teman, saudara, sahabat atau siapapun. Apabila teman Anda menggunakan kode promo ini, selain ia mendapatkan potongan harga, Anda juga akan diberikan reward serupa.
Kode promo Uber, silahkan digunakan :) |
5. Aman
Keamanan tentu merupakan salah satu hal utama dalam berkendara. Sejauh ini pengalaman saya menggunakan Uber tergolong aman. Semoga aman terus ya!
Selamat mencoba.
.cis.
Keamanan tentu merupakan salah satu hal utama dalam berkendara. Sejauh ini pengalaman saya menggunakan Uber tergolong aman. Semoga aman terus ya!
Selamat mencoba.
.cis.
Sunday, April 26, 2015
Belajar Bijak
Menjadi figur apapun di dalam hidup ini tidak akan selalu mudah. Anak mengira lebih enak menjadi seorang Ayah, bisa tinggal perintah, tinggal suruh ini itu. Padahal tanggung jawab seorang Ayah sangat besar di dalam keluarga. Begitu pun seorang Ibu; mungkin terkadang mungkin ada kalanya ingin kembali seperti anak kecil yang hanya perlu merengek apabila ingin meminta sesuatu.
Semakin usia bertambah, semakin pula ada kewajiban untuk menjadi lebih bijaksana. Siapa yang tidak ingin disebut Ayah bijak, Ibu bijak, Anak bijak? Seseorang yang bijaksana tidak hanya baik, namun dapat mengambil keputusan yang benar dengan cara yang tepat.
Sekarang ini tidak kurang tips-tips psikologi di internet, seminar, sharing tentang menjadi orang atau orangtua bijak. Dari sekian yang kita sudah dengar, baca, ketahui, namun satu yang paling sulit dilakukan yaitu menerapkannya dalam hidup sehari-hari! Bersikap bijak itu harus dilatih, tidak bisa otomatis. Bijak itu soal belajar, bukan talenta.
Menjadi bijak bagi sebagian orang mungkin mudah, namun tidak bagi beberapa orang.
Beberapa waktu lalu saya dihadapkan dengan kondisi dimana saya harus bersikap bijak. Saat ini saya memiliki putra berusia 1 tahun 9 bulan, belum lepas ASI. Saya masih menyusui meskipun produksi ASI saya sudah sangat menipis, dan saya masih berusaha untuk memompa berapa pun hasilnya. Saat itu sudah malam, dan saya menghangatkan ASIP untuk anak saya sebelum tidur. Namun anak saya menolah ASIP tersebut dan merengek bahkan menangis sedih karena mengharapkan menyusui langsung.
Jujur saya sedih membayangkan harus membuang ASI 120 ml itu. Dilema. Membiarkan anak saya menangis dan tidak menyusuinya, memaksanya minum ASIP meskipun menjerit, atau dengan lapang dada merelakan ASIP terbuang dan memilih menyusui langsung?
Apa yang akan Anda pilih apabila ada di posisi saya? Haruskah saya mempertahankan ego, waktu yang dicurahkan untuk memompa, tenaga yang diupayakan agar menghasilkan ASIP? Atau mengalah demi buah hati yang merindukan pelukan sang Ibu sambil menyusui? Haruskan saya melampiaskan kekecewaan kepada sang buah hati yang tidak akan dapat mengerti susah payah perjuangan Ibunya untuk menyediakan ASIP baginya?
Saya memilih ASIP terbuang dan melihat anak saya nyaman dan tertidur lelap di pelukan saya sambil menyusui. Dan saya menikmati waktu-waktu dimana anak saya membutuhkan pelukan erat seorang Ibu. Sebentar lagi usianya 2 tahun, dan tidak akan menyusu lagi, saya tidak mau melewatkan momen menyusui yang hanya tinggal sebentar lagi.
Anak bukanlah seorang dewasa yang terbungkus di dalam tubuh seorang anak kecil. Baiklah yang lebih dewasa menempatkan diri di kaki seroang anak, dan bukan berharap sebaliknya.
Sudahkah Anda bersikap bijak hari ini, kepada suami, istri, orang tua, anak, kakak dan sahabat? Jika belum, maka mulailah.
.cis.
Semakin usia bertambah, semakin pula ada kewajiban untuk menjadi lebih bijaksana. Siapa yang tidak ingin disebut Ayah bijak, Ibu bijak, Anak bijak? Seseorang yang bijaksana tidak hanya baik, namun dapat mengambil keputusan yang benar dengan cara yang tepat.
Sekarang ini tidak kurang tips-tips psikologi di internet, seminar, sharing tentang menjadi orang atau orangtua bijak. Dari sekian yang kita sudah dengar, baca, ketahui, namun satu yang paling sulit dilakukan yaitu menerapkannya dalam hidup sehari-hari! Bersikap bijak itu harus dilatih, tidak bisa otomatis. Bijak itu soal belajar, bukan talenta.
Menjadi bijak bagi sebagian orang mungkin mudah, namun tidak bagi beberapa orang.
Beberapa waktu lalu saya dihadapkan dengan kondisi dimana saya harus bersikap bijak. Saat ini saya memiliki putra berusia 1 tahun 9 bulan, belum lepas ASI. Saya masih menyusui meskipun produksi ASI saya sudah sangat menipis, dan saya masih berusaha untuk memompa berapa pun hasilnya. Saat itu sudah malam, dan saya menghangatkan ASIP untuk anak saya sebelum tidur. Namun anak saya menolah ASIP tersebut dan merengek bahkan menangis sedih karena mengharapkan menyusui langsung.
Jujur saya sedih membayangkan harus membuang ASI 120 ml itu. Dilema. Membiarkan anak saya menangis dan tidak menyusuinya, memaksanya minum ASIP meskipun menjerit, atau dengan lapang dada merelakan ASIP terbuang dan memilih menyusui langsung?
Apa yang akan Anda pilih apabila ada di posisi saya? Haruskah saya mempertahankan ego, waktu yang dicurahkan untuk memompa, tenaga yang diupayakan agar menghasilkan ASIP? Atau mengalah demi buah hati yang merindukan pelukan sang Ibu sambil menyusui? Haruskan saya melampiaskan kekecewaan kepada sang buah hati yang tidak akan dapat mengerti susah payah perjuangan Ibunya untuk menyediakan ASIP baginya?
Saya memilih ASIP terbuang dan melihat anak saya nyaman dan tertidur lelap di pelukan saya sambil menyusui. Dan saya menikmati waktu-waktu dimana anak saya membutuhkan pelukan erat seorang Ibu. Sebentar lagi usianya 2 tahun, dan tidak akan menyusu lagi, saya tidak mau melewatkan momen menyusui yang hanya tinggal sebentar lagi.
Anak bukanlah seorang dewasa yang terbungkus di dalam tubuh seorang anak kecil. Baiklah yang lebih dewasa menempatkan diri di kaki seroang anak, dan bukan berharap sebaliknya.
Sudahkah Anda bersikap bijak hari ini, kepada suami, istri, orang tua, anak, kakak dan sahabat? Jika belum, maka mulailah.
.cis.
Saturday, April 25, 2015
Facial di Rumah? Mudah dan Menyenangkan dengan Sothys
Beberapa hari yang lalu saya meeting dengan seorang teman dari perusahaan produk perawatan kulit ternama dari Perancis. Meetingnya menyenangkan. Yang lebih menyenangkan lagi, saya diberi suvenir berupa produk perawatan kulit itu! Yap, namanya Sothys. Ada banyak rangkaiannya. Mulai dari pembersih wajah hingga masker dan krim malam.
Pada saat meeting, teman saya bilang kulit wajah saya dehidrasi, dan itu tampak jelas. Saya agak kaget juga, baru sadar kulit wajah saya jauh dari sehat, hiks.. :( Yah wajar sih, sudah lama sekali saya tidak melakukan perawatan wajah secara khusus. Sejak hamil, melahirkan, bekerja sambil mengurus anak, rasanya sudah ngga punya banyak waktu untuk mengurus wajah (serasa paling sibuk di dunia x_x). Kira-kira dua tahun terakhir ini saya sudah tidak pernah facial, maskeran, dan memakai krim malam. Membersihkan muka selalu pakai sabun muka, tidak pakai susu pembersih. Bekal wajah hanya pelembab di pagi hari.
Teman saya meng-encourage untuk melakukan perawatan wajah sendiri di rumah. Ngga perlu ke salon atau klinik kecantikan. Lalu saya diterangkan satu per satu kegunaan dan langkah-langkah penggunaan produk. 1..2..3. Lalu saya mulai dengan Morning Cleanser, dilanjut dengan Desquacrem yang berguna untuk menghilangkan komedo. Setelah itu saya pakai Masque nutri-appaisant, masker yang bertekstur krim, tidak seperti masker pada umumnya yang berbentuk bubuk dan dicampur dengan air mawar atau air biasa. Rampung dengan masker, saya lanjut perawatan wajah dengan Serum SOS apaisant dan diakhiri dengan Hydroptimale THI3, krim ringan yang menghidrasi kulit. Seru juga face spa sendiri di rumah. Hanya butuh kurang lebih 30 menit untuk melakukan semua rangkaian.
Hasilnya mungkin tidak bisa langsung tampak wajah saya mulus dan sebagainya, namun saya pribadi merasakan setelah melakukan satu kali saja rangkaian perawatan wajah ini, kulit wajah saya terasa lembab, kenyal dan segar. Sebelumnya kering, kasar dan kusam. Ini karena kandungan pelembab dari produk Sothys yang tinggi sehingga bekerja maksimal di kulit wajah saya yang membutuhkan kelembababan. Formulanya bebas sabun, jadi jangan cari busa kalo memakai produk Sothys. Meski tanpa busa, produknya nyata membersihkan kulit. Kulit yang kering sekali atau dehidrasi ternyata lebih mudah menimbulkan minyak. Itulah yang saya rasakan sebelumnya, wajah saya kering namun berminyak.
Sekarang saya sudah dua kali perawatan, dan saya melakukan perawatan ini secara kontinyu untuk menjaga keremajaan dan kesehatan kulit wajah saya.
Semoga besok-besok dapat produk Sothys lagi :D
Terima kasih Sothys :)
Wednesday, April 15, 2015
Belajar dari Tukang Pijat
Photo credit: flickr.com Tara Angkor Hotel |
Saya memiliki terapis langganan. Pijatannya pas, tidak menyakitkan, namun bertenaga. Selesai pijat saya selalu merasa segar kembali, siap tempur di meja kerja. Bagian yang menyenangkan dari terapis ini adalah dia tidak segan-segan memberikan layanan pijat melebihi dari apa yang seharusnya didapat pelanggan. Area pijat utamanya adalah kaki dan punggung. Namun terapis ini selalu menawarkan area lain untuk dipijat, misal muka (seperti totok wajah) dan kepala. Apabila sekali ditawarkan pelanggan bersedia untuk diberikan layanan tambahan, di kemudian hari dia tidak akan menawarkan kembali, namun langsung memberikan layanan tambahan tersebut kepada pelanggan. Karena terlihat tulus dan serius dalam melayani pelanggan, saya tidak segan-segan memberikan tip lebih kepada terapis ini.
Beda hal dengan pegawai kantor. Sering kali saya mendengar celetukan atau ocehan pegawai kantor yang bilang: "Jangan bilang bisa, nanti kalau sudah bisa, jadi keterusan." Beberapa pegawai kantor enggan melakukan pekerjaan yang melampaui kemampuannya. "Kalau lo mau ngerjain ini, besok-besok pasti disuruh lagi karena dianggap bisa. Tapi gaji ga nambah-nambah." Bagaimana gaji mau nambah, skill pegawainya pun ngga nambah-nambah. Tanpa disadari ini juga menjadi hal yang merugikan karyawan sendiri, jadinya stuck, ga maju-maju.
Tujuan saya menulis artikel ini bukan untuk menyindir para pegawai kantor ataupun bertindak sebagai wakil perusahaan (gimana mau wakilin, punya aja engga?! LOL), tapi mau mengajak para pegawai kantoran -yang masih berniat kerja di kantor untuk waktu yang lama, serta passion-nya emang ngantoran- untuk ga pelit sama diri sendiri, mau belajar, mau mencoba, mau memberi layanan yang lebih dengan cara yang bijak (baca: BIJAK!). Kalau memang sudah memberi yang terbaik pasti ada impactnya di kemudian hari. Bisa saja tidak berbentuk materi langsung, tetapi berupa knowledge, network, nama baik, dan lain sebagainya.
Bukan tidak mungkin terapis refleksi itu bisa membuka tempat pijat refleksi sendiri nantinya, dengan langganan yang dia punya, layanan yang dia berikan, hubungan yang dia bangun dengan pelanggan. Apabila suatu saat nanti, saya, atau Anda, yang saat ini masih jadi pegawai kantoran, juga bisa buka kantor sendiri, nikmat banget kan?
A big success sometimes begins with a willingness to dream and do big.
.cis.
Wednesday, April 8, 2015
Tips Cermat Berhemat buat Para Ibu Hebat
Photo credit: flickr.com, Heidi Pungartnik, www.thriftytricks.com |
1. Weekend nge-mal
Tarraaa.. it's weekend! Bagi sebagian penduduk Jakarta, nge-mall pada saat weekend atau hari libur merupakan salah satu hiburan. Pergi ke mal dianggap hiburan murah karena tidak perlu ada tiket masuk mal. Namun, apabila Ibu tidak jeli, kegiatan nge-mal juga bisa jadi hal yang boros, karena tanpa sadar Ibu mengeluarkan banyak uang untuk membeli makanan, camilan, mainan anak, barang-barang dan sebagainya. Untuk menyiasati berhemat nge-mal pada saat weekend, usahakan berangkat setelah makan siang dan pulang sebelum makan malam. Ketika keluarga makan siang di rumah dan perut dalam keadaan kenyang, di mal Ibu tidak perlu mengeluarkan kocek untuk makan berat lagi. Setelah puas nge-mal, aturlah waktu agar sampai di rumah di saat jam makan malam sehingga biaya makan malam dapat dihemat. Dengan demikian uang makan siang dan malam dapat dialokasi untuk kegiatan lainnya seperti bermain anak atau membeli camilan. Apabila Ibu makan siang dan malam tidak di mal, maka Ibu dapat menghemat uang sekitar Rp200.000-Rp300.000 ribu per minggu, dan sebulan dapat menghemat pengeluaran hingga Rp400.000 hingga Rp600.000 (Asumsi ke mal 2x dalam 1 bulan).
2. Hindari Berkali-kali ke mal dalam satu bulan (hemat bayar parkir)
Mungkin Ibu berkali-kali ke mal dalam satu bulan untuk tujuan yang berbeda. Hari ini belanja bulanan, minggu depan mengajak anak bermain, esoknya lagi makan bersama, dan seterusnya. Ingat, berkali-kali ke mal dalam 1 bulan tidak hanya dapat menggoda Ibu untuk membeli hal yang tidak perlu, namun mengharuskan berkali-kali membayar tiket parkir. Apabila ke mal, upayakan untuk melakukan banyak kegiatan yang diperlukan sekaligus. Catat senantiasa keperluan anda di ponsel agar ketika ke mal, anda sekaligus melakukannya. Apabila anda biasa ke mal 6 kali dalam sebulan, kurangi menjadi 2 kali. Dengan demikian tiket parkir yang dapat anda hemat kurang lebih Rp40.000 hingga Rp60.000.
3. Satu handphone cukup
Sekarang ini banyak orang yang menggunakan lebih dari satu ponsel. Entah karena memiliki banyak keperluan, atau tergoda dengan ponsel termutakhir. Apabila Ibu ingin berhemat, cukup gunakan satu ponsel untuk semua keperluan. Dua ponsel berarti: dua kali mengisi ulang pulsa atau membayar tagihan, dua kali mengisi ulang baterai ponsel (tidak hemat listrik), serta membeli dua sarung ponsel (aksesoris). Dengan menggunakan satu ponsel saja setiap bulan, bisa jadi Ibu menghemat Rp100.000 setiap bulannya.
4. Gunakan listrik dengan bijak, lalu hitung penghematannya
Matikan lampu dan AC apabila tidak sedang digunakan. Cabut kabel dari stop kontak untuk peralatan elektronik yang tidak sedang dipakai (microwave, blender, televisi, audio player, charger ponsel/tablet/laptop). Kemudian hitung penghematannya dalam satu bulan biaya listrik keluarga, apabila Ibu sudah menerapkan hal-hal tersebut. Menghemat biaya listrik Rp20.000 per bulan, lumayan kan?
Apabila Ibu menerapkan tips tersebut, maka dalam satu tahun Ibu dapat menghemat pengeluaran hingga Rp9.000.000! Hebat bukan?! Dan dana ini bisa Ibu alokasi untuk tabungan pendidikan anak. Dengan demikian anda akan menjadi Ibu cermat, hemat dan hebat!
Selamat menikmati hidup yang bernilai tambah :)
.cis.
Subscribe to:
Posts (Atom)