Thursday, May 30, 2013

Hero, Hypermart, dan supermarket lainnya: Kantong Plastik Jangan Gratis!


Petition by: Tiza Mafira (via www.change.org)

Indonesia memiliki masalah serius dengan sampah. Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di ibukota saja bisa mencapai 6,000 ton dan tumpukannya bisa sebesar 30,000 meter kubik - lebih dari setengah ukuran candi Borobudur.

Rata-rata pemakaian kantong plastik per orang di Indonesia adalah 700 lembar per tahun. Sampah kantong plastik saja di Indonesia mencapai 4000 ton per hari atau sama dengan 16 pesawat Boeing 747, sehingga sekitar 100 milyar kantong plastik terkonsumsi per tahunnya di Indonesia. Produksi kantong plastik tersebut menghabiskan 12 juta barel minyak bumi yang tak bisa diperbaharui, yang setara dengan 11 Triliun rupiah. (Sumber: Yahoo! Indonesia dan Greeneration Indonesia)

Banyak dari sampah kantong plastik tidak sampai ke tempat pembuangan sampah dan hanya sedikit yang akhirnya dapat didaur ulang. Akibatnya sampah kantong plastik tersebut berakhir di tempat-tempat ini: sungai, saluran air got dan drainase, pantai, bahkan laut dan tempat-tempat yang menyumbat saluran air. Inilah salah satu penyebab nyata banjir yang melumpuhkan beberapa daerah di Indonesia.

Sampah kantong plastik memiliki konsekuensi lingkungan yang sangat mahal, tetapi ironisnya kantong plastik diberikan secara gratis oleh pedagang!

Karena gratis, perlu usaha yang lebih dari sekadar kesadaran diri konsumen untuk melakukan diet kantong plastik.   Supermarket merupakan penyumbang terbesar kantong plastik dan memiliki posisi yang kuat untuk mendorong konsumen mengubah kebiasaan. Dengan memberikan harga pada setiap kantong plastik, memiliki pengaruh antara lain: (1) secara ekonomis, meskipun kantong plastik satuan tidak seberapa harganya, tetapi setelah beberapa kali belanja akan lebih murah untuk membawa tas belanja sendiri ketimbang membeli kantong plastik, (2) secara psikologis, konsumen akan berfikir dulu sebelum menggunakan kantong plastik apabila petugas kasir bertanya, "apakah Anda perlu beli kantong plastik?"

Perlu diingat bahwa setiap produk yang dijual di supermarket sudah terkemas dalam kemasan higienis masing-masing. Oleh karena itu sama sekali tidak ada keharusan menggunakan kantong plastik untuk membawa belanjaan pulang ke rumah. Cukup memakai tas belanja sendiri yang dapat digunakan kembali - Bring Your Own Bag!

Kami meminta agar Hypermart, Hero Group (Hero, Giant Hypermarket, Giant Supermarket), KemChicks, Ranch Market, Famer's Market, Food Hall, Lotte Mart, Grand Lucky, Indomaret, Superindo, Alfamart dan retailer lainnya di Indonesia, untuk dapat menggunakan posisi strategisnya untuk melakukan perubahan yang baik. Carrefour sudah menerapkan kantong plastik berbayar terhadap 4 outlet di Indonesia dengan sukses.  Ini bukti bahwa perubahan bisa dan mulai dilakukan. Mari kita dukung agar semua retailer di semua outlet dapat menerapkan kebijakan tersebut!

Doronglah perubahan kebiasaan konsumen untuk beralih menggunakan tas belanja yang dapat digunakan kembali, dengan cara STOP MEMBERIKAN KANTONG PLASTIK GRATIS.

Tuesday, January 22, 2013

Jakarta banjir... (lagi) :D

Banjir lagi...banjir lagi...
Selalu cari siapa yang salah atau yang patut disalahkan atas fenomena 5-tahunan ini (sekarang sih udah ga 5 tahun, dari 2002 ke 2007 memang 5 tahun, lalu tahun ini 2013 berarti 6 tahun. Jadi sebutan banjir 5 tahunan sudah selayaknya dicopot dari istilah banjir hebat di Jakarta!). Orang Indonesia memang cepat kalo mengarang istilah yang negatif hehehe..piss ah! ;)

Balik lagi ke topik banjir. Di stasiun-stasiun televisi pasti reporter nanya kepada korban banjir: Apa harapan anda kepada pemerintah terhadap peristiwa ini? Begitulah stasiun swasta yang konon mengklaim diri sebagai stasiun televisi terpercaya, akurat, tepat, bla bla bla..tetapi dalam sehari-harinya kebanyakan kurang mendidik masyarakat atau penonton. Alih-alih malah memperkeruh suasana. Akhirnya warga Jakarta tidak pernah MERASA BERSALAH atas banjir yang menimpa ibukota tercinta ini. *big sigh*

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sistem drainase Jakarta atau Indonesia belum sempurna, pembangunan tata kota juga belum maksimal, pembangunan gedung-gedung baru juga tidak selalu memperhatikan resapan air. Namun, sampah di ibukota juga selalu menjadi salah satu penyebab banjirnya Jakarta. Buktinya, pasca banjir sampah berserakan di mana-mana, termasuk di sungai. Kesadaran masyarakat akan membuang sampah pada tempatnya belum tumbuh merata di seluruh anggota masyarakat. Mengurangi sampah sebagai upaya pengurangan volume sampah sehari-hari juga belum menjadi budaya hidup masyarakat. Warga tidak jarang membuang sampah di angkutan umum, jalan, got, sungai dan tempat lain yang bukan tempat sampah dengan harapan ada orang lain yang akan membersihkan, dan tanpa memikirkan risiko banjir karena dilakukan pada saat musim kemarau.

Contoh kecil juga terjadi di kehidupan sehari-hari antara lain: para ibu belanja ke pasar tradisional setiap hari tidak membawa kantong dari rumah, akibatnya sampah plastik menumpuk. Belanja ke mini market hanya satu sabun mandi dan satu pasta gigi saja minta diplastikin. Sudah saatnya kita bilang kepada penjual apabila barang belanjaan kita tidak banyak: "tidak usah diplastikin mba." Bayangkan kalau 1/4 warga ibukota melakukan hal ini, berapa banyak sampah plastik dapat tercegah, dan berapa banyak penghematan yang dapat dilakukan.

Sebenarnya masih banyak contoh lain yang dapat membantu mengurangi volume sampah di sekitar kita, misalnya sampah organik rumah tangga, dapat dijadikan pupuk tanaman. Di kantor, dapat menggunakan kertas sisi yang kosong untuk mencetak dokumen yang sifatnya tidak confidential atau hanya untuk dokumentasi kerja sendiri. Banyak upaya kecil yang apabila dilakukan serentak oleh seluruh warga ibukota dapat memberi dampak signifikan.

Sudah saatnya kita tidak hanya mengharapkan hanya pihak tertentu untuk membenahi Jakarta. Terkadang warga hanya menuntut tanpa bercermin. Ingin dilayani cepat tapi tak mau mengantri. Ingin Jakarta tidak banjir tetapi masih buang sampah sembarangan. Baiknya kita melakukan apa yang jadi bagian kita, dan pemerintah melakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya, seperti: memperbaiki sistem drainase, memaksimalkan tempat pembuangan sampah akhir beserta upaya daur ulangnya, memantau pembangunan gedung-gedung bertingkat dan jalan layang tol/non-tol agar memperhatikan daerah resapan secara memadai, memperbanyak lahan hijau dan menghimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Semoga warga, pemerintah, dan pengusaha dapat bergandengan tangan untuk membangun ibukota Jakarta yang lebih baik.

Selamat membangun Jakarta!

#PrayforJakarta

.cis.
© Stories from An Affogato Lover
Maira Gall