Wednesday, November 18, 2015

Pengalaman Pertama Naik KRL Commuter Line Jabodetabek

Stasiun Palmerah ada ruang menyusuinya lho!
Kali ini saya mau share pengalaman naik Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek. Dulu saya ga pernah terpikir untuk menjadikan kereta sebagai transportasi utama saya untuk bekerja. Pertama, karena lokasi tempat tinggal saya dulu cukup dekat dengan kantor dan terjangkau dengan angkutan umum (bis). Kedua, saya ngeri dengar pengalaman teman-teman roker (rombongan kereta) dimana menurut mereka naik kereta itu penuh perjuangan, desak-desakan, penuhnya pol sampe ga ada ruang buat nengok kiri kanan. Belum lagi dorong-dorongannya, harus bertarung dengan penumpang lain yang ga sabaran, sikut sana sikut sini. Mana setiap transit di stasiun cuma 5 menit, kalo ga gerak cepat bisa kebablasan ke stasiun berikutnya.

Tapi semua itu berubah ketika saya pindah lokasi tempat tinggal ke wilayah yang lebih jauh dari tempat saya bekerja. Sebelumnya saya tinggal di dekat mal Gandaria City, ngga perlu kereta, ga perlu ojeg, macet juga ga seberapa. Naik motor ke Gatot Subroto 35 menit. Ke mana-mana ga perlu kendaraan pribadi. Ada macam-macam angkutan umum yang bisa saya gunakan dari bus hingga bajaj. Akses strategis, bebas banjir. Buat saya yang sejak kecil sudah tinggal di sini: this is the best residential area ever! (Lho kok jadi kayak agen properti? Lol!)

Sekarang adalah hari keempat saya tinggal di lokasi yang baru, di Pondok Aren. Sebenarnya ngga jauh-jauh banget sih, tapi lumayan nambah 30-40 menit dari Gandaria City (dengan motor) atau 45-60 menit dengan mobil. Jarak tempuh yang lebih panjang ini membuat saya mencari upaya konkrit buat cepat sampe rumah (biar cepat ketemu anak ^_^).

Beberapa teman kantor yang tinggal di Bintaro atau Pamulang memilih naik kereta sebagai transportasi utama. Saat mendengar testimoni mereka bahwa naik kereta itu cuma 15-20 menit dibanding dengan naik mobil atau angkutan umum (bis/angkot) yang bisa sampe 1,5 jam dengan jarak tempuh yang sama, saya langsung tertarik buat mencoba. Gimana engga, bisa hemat waktu sampai berkali-kali lipat.

Pendeknya, setelah cari info sana-sini saya penasaran coba pulang kantor naik kereta. Lalu sampailah saya di stasiun Palmerah hari Senin lalu tepatnya pk. 18.35, naik Gojek (ehm, Gojek dapat branding nih :D). Begitu sampai di stasiun, saya berdecak kagum melihat bangunan stasiun yang bagus. Ga nyangka kalo stasiunnya sebagus ini (maap sebelumnya, ga maksud meremehkan, tapi beberapa stasiun yang pernah saya lewatin itu jarang ada yang bagus, contoh stasiun Kebayoran Lama). Karena ga mau kehilangan momen, saya foto-foto aja sementara calon penumpang lain buru-buru setengah berlari ngejar jadwal kereta.

Sampai di dalam, saya menuju loket. Di situ dicantumkan harga tiket Rp2.000 untuk 25 km pertama dan Rp1.000 untuk km selanjutnya. Sangat terjangkau. Ongkos bis aja udah Rp4.000 untuk jarak tempuh relatif dekat. Saya membayar tiket menggunakan e-toll card Mandiri. Bagi yang baru pertama kali menggunakan kereta dengan kartu bayar elektronik, diharuskan mengaktivasi kartu di box yang tersedia. Caranya mudah, dekatkan kartu, kemudian alat tersebut akan meng-scan kartu kita. Apabila sudah muncul saldo Rupiah di dalam kartu tersebut, artinya kartu sudah bisa digunakan untuk naik kereta. Setelah itu, tempelkan kartu di palang otomatis (seperti mau naik busway), dan penumpang siap menuju peron untuk naik kereta yang dituju.

Setelah itu saya menuju ke bawah dengan eskalator menuju Peron 1. Saya akan turun di Stasiun Jurangmangu. Keretanya penuh luar biasa. Namun beberapa teman bilang naik kereta di atas pk. 18:30 sudah cukup lengang, lebih penuh lagi di jam pulang kantor, pk. 17:00 - 18:00. Lalu saya naik kereta (lebih tepatnya nyempil), dan berhasil berdiri tepat di depan pintu kereta. Jam menunjukkan pk. 19:00. Ga lama berjalan, kereta sudah sampai di Stasiun Kebayoran Lama, transit sebentar, lalu lanjut lagi dan transit di Stasiun Pondok Ranji. Setelah Pondok Ranji, kereta berhenti di Stasiun Jurangmangu tempat tujuan saya. Lalu saya lanjut foto-foto stasiun Jurangmangu. Sebenarnya pengen selfie di dalam kereta tapi belum kesampean karena kereta penuh :D

Enaknya, Stasiun Jurangmangu ini tepat bersebelahan dengan Bintaro Jaya Echange (BXchange). Jadi dari stasiun bisa langsung ngemall hehehe. Satu hal yang disayangkan, tidak ada angkutan umum di area Stasiun Jurangmangu, jadi harus naik ojek atau taxi. Akhirnya saya memilih panggil Uber menuju tempat tinggal. Hanya 15 menit dari BXchange ke Pondok Aren. Total waktu perjalanan saya adalah sbb:
Gatot Subroto - Stasiun Palmerah: 15 menit dengan Gojek
Stasiun Palmerah - Stasiun Jurangmangu: 20 menit dengan kereta
Stasiun Jurangmangu - Pondok Aren: 15 menit dengan Uber
Total waktu perjalanan:
Dengan kereta: 50 menit.
Dengan motor: 60-65 menit
Dengan taxi/mobil/angkutan umum: 90-120 menit.

Nah, bagi yang mau coba naik kereta, monggo.. sangat direkomendasikan sebagai solusi transportasi jarak jauh, anti macet dan relatif terjangkau.

Berikut foto-foto hasil jepretan saya ala kadarnya. Semoga bermanfaat ^_^.
Jembatan menuju stasiun
 

Stasiun Palmerah


Menuju loket pembelian karcis
Loket pembelian karcis (antrinya teratur lho!).
Palang pintu otomatis untuk masuk peron.
Calon penumpang
Stasiun Jurangmangu

Stasiun Jurangmangu

Stasiun Jurangmangu
Exit Mal Bintaro Exchange dari Stasiun Jurangmangu
Bintaro Exchange berlokasi tepat di samping Stasiun Jurangmangu
.cis.

Wednesday, November 4, 2015

Live Like Chocolate

This small tip might make your life happier. Simply live your life like a chocolate.
live like chocolate

© Stories from An Affogato Lover
Maira Gall